Likaliku.com - Obesitas pada anak muda bukan lagi sekedar masalah penampilan, melainkan sebuah penyakit kronis yang membawa risiko kesehatan serius. Sayangnya, banyak anak muda dan orang tua yang masih meremehkan kondisi ini, menganggapnya sebagai fase sementara atau "gemuk" biasa.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Sari Asih Sangiang, dr. Ahmad Mekkah, Sp.PD., M.Sc., M.Kes, memperingatkan bahwa obesitas di usia muda adalah "bom waktu" yang dapat memicu berbagai komplikasi metabolik berbahaya, bahkan sebelum usia 30 tahun.
Bukan Sekadar "Gemuk": Kenali Tanda Medis Obesitas
Sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Ahmad Mekkah menjelaskan bahwa obesitas didiagnosis secara medis, bukan hanya berdasarkan pandangan mata.
"Obesitas adalah penumpukan lemak berlebihan yang berisiko pada Kesehatan. Pada orang dewasa, kami menggunakan metrik Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika IMT sudah mencapai 25 ke atas (berdasarkan kriteria Asia Pasifik), itu sudah tergolong overweight hingga obesitas. Namun, yang sering terabaikan adalah tanda-tanda awal di tubuh anak muda," ujar dr Ahmad Mekkah.
Gejala Obesitas yang Sering Diabaikan pada Anak Muda:
• Acanthosis Nigricans: Munculnya bercak gelap dan tebal di area lipatan kulit seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Ini adalah tanda khas resistensi insulin.
• Kelelahan Berlebihan: Merasa cepat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
• Mendengkur (Sleep Apnea): Obesitas dapat mempersempit saluran napas, menyebabkan gangguan tidur serius.
• Nyeri Sendi Dini: Kelebihan beban tubuh memberi tekanan berlebih pada lutut dan persendian.
Bahaya Tersembunyi Obesitas:
Komplikasi yang Mengancam Usia Muda
Menurut dr. Ahmad Mekkah, hal paling mengkhawatirkan dari obesitas pada anak muda adalah percepatan munculnya penyakit yang seharusnya diderita pada usia lanjut. Ini adalah fokus utama yang ditangani oleh Dokter Penyakit Dalam.
1. Diabetes Tipe 2 Dini
Obesitas adalah pemicu utama resistensi insulin. Sel-sel tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin, memaksa pankreas bekerja keras. Akibatnya, banyak anak muda obesitas kini didiagnosis dengan Diabetes Tipe 2 di usia 20-an atau bahkan remaja. "Jika tidak dikelola, diabetes dini menyebabkan kerusakan organ yang lebih cepat," tegas dr. Akhmad.
2. Hati Berlemak (Fatty Liver)
Penumpukan lemak tidak hanya terjadi di bawah kulit, tetapi juga di organ vital seperti hati. Hati Berlemak (NASH/NAFLD) yang disebabkan oleh obesitas dapat berkembang menjadi peradangan, sirosis (gagal hati), dan bahkan kanker hati.
3. Risiko Jantung dan Stroke
Obesitas erat kaitannya dengan Hipertensi (Darah Tinggi) dan Dislipidemia (Kolesterol Abnormal). Kondisi ini merusak pembuluh darah arteri secara perlahan, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke pada usia yang sangat muda.
4. Gangguan Hormonal dan Reproduksi
Pada wanita muda, obesitas sering memicu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), yang menyebabkan gangguan menstruasi dan masalah kesuburan.
Peran Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Sari Asih Sangiang
Menurunkan berat badan sering kali tidak cukup hanya dengan berdiet. Di sinilah Dokter Spesialis Penyakit Dalam seperti dr. Ahmad Mekkah memainkan peran krusial, terutama bagi pasien obesitas dengan komplikasi atau risiko tinggi.
Bagi pasien dengan penanganan komprehensif di RS Sari Asih Sangiang meliputi:
1. Skrining Metabolik Mendalam: Melakukan tes darah untuk mengevaluasi gula darah (HbA1c), profil kolesterol, dan fungsi hati. Ini untuk mengetahui apakah bom waktu metabolik sudah meledak.
2. Terapi Farmakologi (Obat-obatan): Memberikan resep obat untuk mengontrol komplikasi yang sudah ada (misalnya, obat anti-hipertensi atau obat diabetes) sekaligus mempertimbangkan terapi obat penurun berat badan yang aman dan diawasi secara medis (jika diindikasikan).
3. Rujukan Tim Multidisiplin: Bekerja sama dengan Spesialis Gizi Klinik (untuk mengatur pola makan), Spesialis Kedokteran Fisik (untuk program olahraga), dan jika perlu, Psikiater/Psikolog (untuk mengatasi emotional eating).
"Kami tidak hanya fokus pada angka di timbangan, tapi pada perbaikan fungsi organ dan kualitas hidup pasien," tutup dr. Ahmad mekkah.
Kapan Anda Harus Konsultasi ke Dokter Penyakit Dalam?
Jangan tunda kunjungan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Sari Asih Sangiang jika Anda atau anak muda di sekitar Anda mengalami hal-hal berikut:
• Memiliki riwayat keluarga penyakit metabolik (diabetes, jantung, stroke).
• IMT sudah di atas ambang batas overweight atau obesitas dan gagal dengan upaya diet mandiri.
• Mengalami gejala seperti mendengkur, sering kelelahan, atau muncul bercak hitam di lipatan kulit.
Ambil langkah proaktif hari ini. Kesehatan jangka panjang Anda tidak boleh diremehkan.
Sumber : Tim
0 Komentar