Likaliku.com - Adanya pemberitaan terkait dugaan siswa keracunan setelah mengkonsumsi MBG di SMPN 1 Kramatwatu, Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Desa Serdang, Kramatwatu angkat bicara.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh, Kepala SPPG Desa Serdang, Kecamatan Kramatwatu Muhammad Aqmal mengatakan, setelah menerima aduan dari pihak sekolah terkait adanya siswa/i SMPN 1 Kramatwatu yang mengalami keluhan.
"Setelah saya datang ke sana bertemu dengan 6 siswa beserta kepala sekolah memastikan kondisi 6 siswa, kemudian saya inisiatif dengan ahli gizi untuk memastikan kembali kesehatan siswa dengan membawa siswa tersebut ke klinik terdekat," ucapnya, kepada wartawan, pada Kamis (4/9/2025).
"Setelah diperiksa Dokter pun belum berani mengklaim itu keracunan dari MBG, kemudian saya dapat dari laporan dari pihak sekolah ada 23 orang yang melapor mengeluhkan hal yang sama akan tetapi mereka sudah dapat melaksanakan kegiatan belajar di hari berikutnya, hanya ada 2 siswa yang tidak masuk sekolah" tambahnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, masih belum dapat dipastikan sumber makanan yang dikonsumsi para siswa/siswi sebagai penyebabnys lantaran masih dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
"Sekarang itu lagi di uji sampel, indikasi dari rolade telur tapi sekarang belum ada keputusan hasil pemeriksaan dari Dinkes maupun dinas terkait. Keponakan saya juga makan tapi enggak kenapa-napa," katanya.
Aqmal juga menuturkan, atas adanya insiden tersebut pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap keluhan yang disampaikan oleh siswa agar hal tersebut tidak terulang kembali.
"Jadi penyebabnya apa kita belum bisa memutuskan. Untuk saya pribadi sebagai kepala SPPG, ini menjadi bahan evaluasi saya dengan tim," jelasnya.
Namun dirinya memastikan, pihaknya telah menjalankan prosedur pengolahan menu MBG sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) meski ada beberapa kendala yang kerap terjadi.
"Pengolahan normal secara sop tim dapur itu dari mulai atas pakai penutup kepala, masker, apron. kebersihan kuku dijaga, Perhiasan-perhiasan itu kami dilarang keras untuk memakai," tegasnya.
Dirinya juga menjelaskan, untuk pengolahan nasi dilakukan sekitar pukul 01.00, dan disajikan dalam keadaan dingin supaya tidak cepat basi. Telur rolade dimasak sekitar pukul 04.00 WIB yang disusul dengan memasak sayur dan disesuaikan dengan jam distribusi pagi hingga siang.
"Kita bertahap pengolahannya mulai dari SD dan SMP, misalnya TK lebih pagi jadi kita masaknya lebih awal. Keluhan di dapur karena jumlahnya banyak sekitar 3.500 jadi tenaga pegawai kadang ada yang kelelahan," jelasnya.
Diketahui, para orang tua dan sisawa/i sangat mendukung berjalannya program MBG tersebut lantaran sangat membantu.
Sumber : Tim
0 Komentar