Likaliku.com - Obesitas selama ini identik dengan gaya hidup tidak sehat pada usia dewasa, namun para ahli kesehatan kini mengingatkan bahwa kondisi ini dapat berawal sejak dalam kandungan. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Sari Asih Sangiang, dr. Dhika Prabu, Sp.OG.
“Masih banyak anggapan bahwa obesitas semata-mata disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat pada usia dewasa. Padahal, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa faktor risiko obesitas bisa muncul sejak janin dalam kandungan,” ujar dr. Dhika Prabu, Sp.OG.
Obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan kalori dan pembakaran energi. Obesitas bukan sekadar permasalahan estetika, melainkan kondisi medis kronis yang secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular, hingga kanker.
*WHO Nyatakan Obesitas Sebagai Epidemi Global*
Disebutkan dr. Dhika Prabu, Sp.OG, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1997 telah menetapkan obesitas sebagai epidemi global. Saat ini, lebih dari satu miliar penduduk dunia hidup dengan obesitas, dan angka tersebut telah mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat sejak tahun 1975.
Pola makan tinggi lemak, porsi besar, konsumsi makanan cepat saji, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama. Namun, studi terbaru mengungkap bahwa obesitas bisa dipicu sejak masa kehamilan melalui fenomena yang dikenal sebagai Early Life Origins of Health and Disease (DOHaD).
*Gaya Hidup Ibu Hamil Berpengaruh Besar*
Sedangkan studi yang dilakukan oleh Barker dan Godfrey menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah atau ibu hamil dengan pola makan tinggi kalori memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas saat dewasa.
*Beberapa faktor risiko obesitas sejak masa kehamilan antara lain:*
• Gizi tidak seimbang selama hamil, terutama konsumsi makanan manis, lemak jenuh, dan makanan ultra-proses.
• Kenaikan berat badan ibu berlebihan, yang bisa memicu bayi lahir besar (makrosomia).
• Diabetes gestasional, menyebabkan janin menyerap glukosa berlebih.
• Kurangnya aktivitas fisik selama hamil, yang memperburuk kenaikan berat badan ibu.
“Semua ini berpotensi menimbulkan gangguan metabolik pada bayi yang bisa terbawa hingga dewasa,” jelas dr. Dhika Prabu, Sp.OG.
*Risiko Lebih Tinggi Jika Ibu Hamil Obesitas dan Merokok*
Sementara itu, dijelaskan dr. Dhika Prabu, Sp.OG, penelitian dari Universitas Edinburgh menemukan bahwa kombinasi obesitas dan kebiasaan merokok pada ibu hamil meningkatkan risiko anak mengalami obesitas secara signifikan hingga usia dewasa. Anak-anak dari ibu yang obesitas saat hamil memiliki risiko 264% lebih tinggi mengalami obesitas pula.
*Upaya Pencegahan Obesitas Dimulai Sejak Kehamilan*
Untuk itu, dr. Dhika Prabu, Sp.OG, menyarankan beberapa langkah pencegahan obesitas yang dapat dimulai sejak masa kehamilan:
1. Jaga kenaikan berat badan ideal selama kehamilan sesuai rekomendasi dokter.
2. Hindari rokok dan paparan asap rokok, yang mengganggu perkembangan janin.
3. Konsumsi makanan bergizi seimbang, utamakan serat, protein, dan lemak sehat.
4. Lakukan aktivitas fisik ringan, seperti jalan kaki, yoga, atau senam hamil.
5. Berikan ASI eksklusif setelah melahirkan, yang terbukti mengatur metabolisme bayi dan menurunkan risiko obesitas.
“Obesitas bukan sekadar karena banyak makan. Ini adalah kondisi sistemik yang dapat diwariskan sejak dalam kandungan. Menjaga pola makan dan aktivitas sehat selama kehamilan adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan anak,” pungkas dr. Dhika Prabu, Sp.OG.
*RS Sari Asih Sangiang Sediakan Layanan Konsultasi Kehamilan dan Gizi*
RS Sari Asih Sangiang mengajak para ibu hamil dan calon orang tua untuk aktif menjaga kesehatan sejak dini. Rumah sakit menyediakan layanan konsultasi kehamilan, pemantauan nutrisi ibu dan janin, serta edukasi tentang pola makan sehat selama masa kehamilan.
Sumber : RS Sariasih
Editor/Penerbit : Redaksi
0 Komentar